Logo Baru PKS Mulai Diperkenalkan di Pusat Kota Ambon Setahun Pascadeklarasi Partai Gelora
— Sebuah baligho ukuran raksasa bertulis “Logo Baru PKS”, terpajang dan terlihat menonjol di Jl Jenderal Sudirman, Kota Ambon, Maluku. Logo berwarna dasar oranye ini menggantikan logo lama Partai Keadilan Sejahterah bercorak hitam dan kuning berbingali putih. Perkenalan logo baru ini hanya berselang 5 hari pasca launching nasional logo baru partai pengontrol 50 dari 575 kursi parlemen nasional di Senayan, 30 November 2020 lalu.
Di Ambon sendiri, pengenalan logo baru ini bertepatan setahun pasca deklarasi Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) di Provinsi Maluku, akhir November 2019 lalu. Atribut dengan dominasi putih dan bundaran warna oranye itu seakan menjemput pengendara dari arah Jembatan Merah Ambon, dan Teluk Ambon. Dalam format berbeda, logo serupa juga terlihat di sekretariat DPW PKS Maluku, di Jl Raya Tanah Rata, kawasan Batumerah, Sirimau, atau sekitar 1,1 km arah selatan baligho raksasa di Jl Jenderal Sudirman.
Di Ambon, PKS mengontrol dua dari 35 kursi di DPRD Kota. Sementara di DPRD provinsi, PKS mendudukan lima kadernya. Dari hasil Pemilu Legislatif 7 April 2019 lalu, DPRD Maluku dijatah 45 kursi.
Dengan lima kursi itu, Ketua DPW PKS Maluku, Abdul Asis Sangkala duduk sebagai Wakil Ketua IV yang membidani kesejahteraan rakyat. PKS adalah partai yang berdiri 22 tahun lalu, tepatnya 20 April 1998. Inilah kali ketiga, partai berhaluan Islam Nasionalis ini mengganti logo.
Sebelum pemilu 1999, logonya hanya dua bulan sabit dengan perisai kuning di tengah. Penggantian logo kedua, setelah fusi Partai Keadilan dan PK Sejahtera tahun 1998. Corak bulan sabit kuning dipertahankan dan perisai diganti simbol serumpun padi di tengah.
Di pergantian ketiga nya, warna dasar hitam diganti oranye dan logo utama dua bulan sabit dan padi berganti jadi putih. Penggantian logo terakhir ini, memilih momentum terpecahnya partai ini. Faksi Keadilan bertahan, dan sebagian besar pentolan faksi sejahtera yang dimotori Anis Matta, Fahri Hamzah, Mahfud Sidiq dan elite lainnya mendirikan Partai Gelora 28 Oktober 2019. Partai ini didirikan 99 orang dari 34 provinsi di Indonesia, termasuk di Maluku.
Setelah Deklarasi nasional di Jakarta, 10 November 2019, di Maluku, Partai Gelora diawaki eks kader PKS, Talib Soumena (Ketua), Siti Halija Waliulu (Sekretaris) dan Harmi Hamid (bendahara). Sementara PKS sendiri di Maluku, masih kukuh dengan basis pemilih tradisionalnya. Di parlemen provinsi, PKS meloloskan Asis Sangkala sebagai satu dari empat pimpinan DPRD tingkat pertama ini.
Ketua DPRD Maluku adalah Lucky Wattumury dari kader PDI Perjuangan sejak 25 Oktober 2019. Dua wakil ketua lainnya adalah Rasyad Effendi Latucosinaa (Partai Golkar) dan Melkianus Sairdekut (Partai Gerindra). Di DPRD Maluku, PKS termasuk satu dari enam partai oposisi dengan 16 kursi
PKS ikut mengkritisi program pemerintahan Murad Ismail, bersama Partai Berkarya (1 kursi), PAN (1), Hanura (5) dan Demokrat (4 kursi). Koalisi partai pro Pemerintah ada 26 dari 45 kursi. Komposisisnya PKB (3), Gerindra (6), PDI P (7), Golkar (6), NasDem (3), Perindo (2) dan PPP (2 kursi). Sesuai hasil rekapitulasi penghitungan suara DPRD Maluku, PDIP unggul dalam perolehan suara calon anggota DPRD Maluku dengan 147.159 suara.
Menyusul, Partai Golkar dengan 115.241 suara, lalu Demokrat (107.207 suara), dan Nasdem (84.704 suara). Sementara PKS (84.509 suara), dan Gerindra (83.252 suara), PKB (72.819 suara), Hanura (68.691 suara), PAN (49.280 suara), PKP Indonesia (46.462 suara), PPP (42.546 suara) dan PBB (32.270 suara) Memelihara basis pemilih, PKS Maluku, mampu meloloskan lima kader dari tujuh daerah pemilihan provinsi.
Tak ada kader PKS dari dua dapil kepulauan (Maluku II/5 kursi; Buru, Buru Selatan) dan Maluku VII/5 kursi (Maluku Tenggara Barat, Maluku Barat Daya). Di lima dapil strategis di Maluku, MALUKU 1 (Kota Ambon dengan 9 jatah kursi), MALUKU 3 (Maluku Tengah dengan 10 jatah kursi), MALUKU 4 (Seram Bagian Timur/3), MALUKU 5 (Seram Bagian Barat/5 kursi), MALUKU 6 (Maluku Tenggara, Kepulauan Aru, Kota Tual/ 8 jatah kursi). Ketua DPW PKS Maluku, Abdullah Asis Sangkala (44) sendiri terpilih dari dapil Maluku III (Maluku Tengah) dengan dengan suara tertinggi 8.002 suara dari jatah 10 kursi di “dapil panas” itu.
Kabupaten Maluku Tengah adalah salah satu kota dagang terpadat di provinsi Maluku. Ibukotanya Masohi. Sebagian wilayahnya berada di Pulau Seram (Kecamatan Amahai dan Tehoru, serta Kota Masohi). Ada tiga kecamatan yang terletak di Pulau Ambon (Kecamatan Leihitu, Leihitu Barat, dan Salahutu) serta empat kecamatan lainnya terletak di Pulau pulau Lease (Kecamatan Haruku, Nusalaut, Saparua, dan Saparua Timur). PKS di Kota Ambon
Dari hasil Pemilu 2019 lalu, PKS di Kota Ambon hanya bisa menempatkan 2 kader dari total 35 kursi parlemen kota. Ketua DPRD Kota Ambon adalah Elly Toisutta (Golkar), lalu Gerald Mailoa (PDIP) dan Rustam Latupono (Gerindra). Komposisi kursi parlemen DPRD Kota Ambon relatif berimbang. Lima partai ( Gerindra, PDI P, Perindo, Partai Golkar, dan NasDem), masing masing mengontrol 4 kursi;
Sementara ada tiga partai (PKB, Hanura, dan Demokrat masing masing mengontrol 3 kursi. PKS bersama PPP, dan PKPI masing masing mengontrol 2 kursi di parlemen kota berpenduduk 375 ribu jiwa ini.